Tim Robotika ITB Meraih Juara Pertama Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2010
BANDUNG, itb.ac.id - Tim ASA Institut Teknologi Bandung meraih juara pertama dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2010 untuk kategori robot berkaki.Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu dan Minggu (19-20/06/10). Tim ASA terdiri dari Syawaludin Rachmatullah, Samratul Fuady dan Ashlih Dameitry yang ketiganya merupakan mahasiswa Teknik Elektro.KRCI 2010 sendiri diikuti oleh 56 tim dari seluruh Indonesia.
Penilaian untuk KRCI 2010 kali ini adalah kecepatan robot dalam memadamkan api yang berada di suatu titik di lintasan. Robot berkaki yang dibuat oleh tim ASA menjadi robot yang paling cepat dalam memadamkan api, dibutuhkan waktu 9 detik untuk memadamkan api yang berada di sebuah sumber api. Bahkan menurut Dody Suhendra sebagai manajer tim, juara kedua dari kategori robot berkaki hanya mencapai waktu 22 detik untuk memadamkan api.
Kontes Robot ini terdiri dari Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). KRCI sendiri dibagi lagi ke dalam kategori robot beroda, berkaki dan battle. Setiap robot di setiap kategori memiliki fungsi yang berbeda-beda. KRI mengharuskan sebuah robot yang bertema "Bersama Membangun Candi Prambanan". Kemudian untuk KRCI beroda dan berkaki mewajibkan robot yang bisa memadamkan api, sedangkan robot dalam KRCI battle memiliki fungsi sebagai penangkap bola. Terakhir adalah KRSI yang mengharuskan membuat robot penari pendet.
Perjalanan Hingga Menjadi Juara
"Kami menyeleksi para tim terlebih dahulu dari rancangan proposal yang diajukan kepada Unit Robotika ITB, setelah itu baru kami mengajukan kepada DIKTI untuk pengujian proposal dan monitoring." tegas Dody Suhendra saat ditemui oleh Kantor Berita pada Selasa (22/06/10). Dody juga menuturkan bahwa tim KRSI ITB gagal dalam monitoring DIKTI sehingga tidak bisa melanjutkan ke final regional.
Dalam final Regional tim robotika ITB lolos mewakili regional 2 yang terdiri dari Jawa Barat, Banten dan Jakarta untuk tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adalah KRI, KRCI berkaki dan KRCI battle. Sukses di final regional menjadi semangat bagi tim Robotika untuk menorehkan prestasi di tingkat nasional. Berkat ketekunan dan dukungan dari seluruh pihak, tim ASA yang bertanding dalam KRCI berkaki meraih juara pertama.
Tetap Berkarya dalam Keterbatasan
"Robot yang kami ciptakan 100% karya mahasiswa, dengan waktu yang relatif singkat dan segala keterbatasan kami dapat menciptakan robot ini." ujar Ashlih Dameitry. Bersama anggota tim yang lain ia membuat robot tersebut dalam kisaran waktu tiga hingga empat bulan, padahal kisaran waktu normal untuk membuat sebuah robot adalah enam hingga delapan bulan. Selain itu dalam rentang waktu tersebut dibuatlah 10 buah robot.
Keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi tim Robotika ITB. Meski sempat kesulitan dalam dana dan tempat, mereka tetap berkarya dalam pembuatan robot tersebut. "Dana untuk pembuatan kesepuluh robot ini kami dapat dari Ikatan Alumni Elektro '75, '79, dan '80, dari fakultas baik itu Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) maupun Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), PLN, Telkom, LPKM dan DIKTI." tambah Dody.
Untuk masalah ruangan, beberapa alternatif ruang kosong dimanfaatkan tim robotika ITB seperti di tunnel yang dijadikan ruangan untuk tim robot KRI dan salah satu laboratorium elektro untuk menjadi bengkel bagi tim robotika. Tim Robotika ITB berhasil membuktikan bahwa berkarya dalam keterbatasan tidak menyurutkan semangat dalam berprestasi.
Penilaian untuk KRCI 2010 kali ini adalah kecepatan robot dalam memadamkan api yang berada di suatu titik di lintasan. Robot berkaki yang dibuat oleh tim ASA menjadi robot yang paling cepat dalam memadamkan api, dibutuhkan waktu 9 detik untuk memadamkan api yang berada di sebuah sumber api. Bahkan menurut Dody Suhendra sebagai manajer tim, juara kedua dari kategori robot berkaki hanya mencapai waktu 22 detik untuk memadamkan api.
Kontes Robot ini terdiri dari Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI). KRCI sendiri dibagi lagi ke dalam kategori robot beroda, berkaki dan battle. Setiap robot di setiap kategori memiliki fungsi yang berbeda-beda. KRI mengharuskan sebuah robot yang bertema "Bersama Membangun Candi Prambanan". Kemudian untuk KRCI beroda dan berkaki mewajibkan robot yang bisa memadamkan api, sedangkan robot dalam KRCI battle memiliki fungsi sebagai penangkap bola. Terakhir adalah KRSI yang mengharuskan membuat robot penari pendet.
Perjalanan Hingga Menjadi Juara
"Kami menyeleksi para tim terlebih dahulu dari rancangan proposal yang diajukan kepada Unit Robotika ITB, setelah itu baru kami mengajukan kepada DIKTI untuk pengujian proposal dan monitoring." tegas Dody Suhendra saat ditemui oleh Kantor Berita pada Selasa (22/06/10). Dody juga menuturkan bahwa tim KRSI ITB gagal dalam monitoring DIKTI sehingga tidak bisa melanjutkan ke final regional.
Dalam final Regional tim robotika ITB lolos mewakili regional 2 yang terdiri dari Jawa Barat, Banten dan Jakarta untuk tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adalah KRI, KRCI berkaki dan KRCI battle. Sukses di final regional menjadi semangat bagi tim Robotika untuk menorehkan prestasi di tingkat nasional. Berkat ketekunan dan dukungan dari seluruh pihak, tim ASA yang bertanding dalam KRCI berkaki meraih juara pertama.
Tetap Berkarya dalam Keterbatasan
"Robot yang kami ciptakan 100% karya mahasiswa, dengan waktu yang relatif singkat dan segala keterbatasan kami dapat menciptakan robot ini." ujar Ashlih Dameitry. Bersama anggota tim yang lain ia membuat robot tersebut dalam kisaran waktu tiga hingga empat bulan, padahal kisaran waktu normal untuk membuat sebuah robot adalah enam hingga delapan bulan. Selain itu dalam rentang waktu tersebut dibuatlah 10 buah robot.
Keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi tim Robotika ITB. Meski sempat kesulitan dalam dana dan tempat, mereka tetap berkarya dalam pembuatan robot tersebut. "Dana untuk pembuatan kesepuluh robot ini kami dapat dari Ikatan Alumni Elektro '75, '79, dan '80, dari fakultas baik itu Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) maupun Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), PLN, Telkom, LPKM dan DIKTI." tambah Dody.
Untuk masalah ruangan, beberapa alternatif ruang kosong dimanfaatkan tim robotika ITB seperti di tunnel yang dijadikan ruangan untuk tim robot KRI dan salah satu laboratorium elektro untuk menjadi bengkel bagi tim robotika. Tim Robotika ITB berhasil membuktikan bahwa berkarya dalam keterbatasan tidak menyurutkan semangat dalam berprestasi.
1 Comments:
At 3:09 PM , SHARE Info .... said...
nice info....
http://career.gunadarma.ac.id
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home