Blog Dhita Yudhistira

Apakah Blog kata resmi dalam Bahasa Indonesia?

Thursday, January 03, 2008

Tahun Baru 2008

Senin 31 Desember 2007. Harpitnas. Sebagian besar orang menikmati cuti bersama 4 hari. Tapi saya dan Warih harus ke Bandung pulang-pergi (dari Bogor) untuk mengurus tagihan yang nyangkut. Nasib.

Tahun-tahun sebelumnya saya selalu libur tanggal 31 Desember. Tahun lalu (tahun baru 2007) saya ke Cirebon. Tanpa rencana, memutuskan berangkat setelah melihat sesaknya Bandung. Memang sering juga saya tahun baru di Cirebon. Seingat saya, tahun baru 2004, 2005, 2007. Saya lupa di mana saya 2006.

Tidak tahun ini. Seolah-olah menyempurnakan 3 bulan yang hampir tidak pernah pulang ke rumah. Atau jangan-jangan cerminan tahun 2008 yang lebih sibuk lagi.

Di rumah, saya tidak menyiapkan acara juga. Memang ada acara di kompleks, bakar jagung. Saya malas datang. Sebelumnya saya berusaha keras melarang Bapak saya untuk tahun baruan di Monas dengan keponakan-keponakan saya. Untungnya berhasil. Saya lihat di TV, ramai sekali. Ada konser di monas. Katanya 100 ribu orang yang datang. Saya selalu bertanya-tanya, kalau sedang konser seperti itu dan kita ada di tengah-tengah, gimana caranya kalau kita mau ke belakang...

Jam 12 lebih sedikit, setelah terompet dan kembang api, hujan deras sekali turun. Mungkin pawangnya sudah nggak kuat lagi menahan. Saya pun tidur.

Jam 11 siang saya ke kantor. Ini juga pertama kali seumur hidup saya ke kantor tanggal 1 Januari. Walau cuma sebentar. Sekitar jam 13 saya pulang dan siap-siap ke Bandung lagi. Kali ini mengantar istri dan anak saya.

Sepanjang perjalanan, tol sepanjang 120 km itu dipenuhi kendaraan dari arah Bandung. Karena ada 2 lajur saya menyimpulkan bahwa paling tidak selama tahun baru Bandung kedatangan mobil dari Jakarta yang jika diparkir berurutan panjanganya paling tidak 120km.

Jalan tol Jakarta-Bandung. Jam 19 malam. Hujan deras, turun kabut. Tiba-tiba di sekitar KM 118 ada mobil yang berputar arah, mungkin untuk menghindari macet di gerbang Padalarang. Memanfaatkan jalur putar petugas yang entah kenapa tidak ditutup.

Hampir saja saya tidak melihat. Secepatnya saya injak rem sambil mengklakson.

Bagi anda yang belum pernah mencoba, kalau kita berjalan dengan kecepatan di atas 80km per jam di jalanan yang basah, maka tidak peduli anda memakai rem ABS atau tidak, setelah menginjak rem anda hanya bisa berdoa, karena mobil anda tidak bisa berhenti. Tidak cukup gaya gesek. Dengan rem ABS anda hanya menjadi memiliki kesempatan lebih baik untuk berbelok ke kiri atau ke kanan sambil mengerem. Hanya saja di jalan tol sering kali hal ini tidak bermanfaat karena begitu pindah jalur (menghindar), kemungkinannya anda akan dihantam kendaraan lain.

Untungnya jalan tidak begitu ramai dan saya bisa sedikit menghindar. Nyaris sekali.

Sering kali orang melakukan tindakan tolol di jalan raya dengan alasan jarang yang mengalami kecelakaan ketika melakukan hal tersebut. Kenyataannya, orang-orang seperti itu memang umumnya mencelakakan orang lain dan bukan dirinya sendiri. Itulah yang paling menyebalkan.

Tapi orang yang berputar di jalan tol malam itu pastilah orang yang tolol luar biasa dengan otak yang kapasitasnya hanya setara otak ayam.

Begitulah. Tahun baru saya. Tanpa sesuatu yang baru, bahkan saya belum memikirkan resolusi tahun baru.

Hal terbaik dari tahun baru ini adalah ketika saya membaca iklan baris di Kompas 3 Januari 2008, halaman 32 dan tertulis iklan,"Masih tersedia tempat untuk tahun baru!"

Nah, itu baru orang dengan selera humor yang tinggi dan siap menyambut apa pun yang akan datang di tahun 2008 ini.

Selamat tahun baru 2008. Walau tulisan ini sedikit mellow, dalam hati saya menyambut tahun baru 2008 dengan optimisme yang besar.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home