A Pico Problem (part 1)
Seperti yang bisa dilihat di posting tentang jembatan, di dekat kantor saya melintas sebuah saluan limpahan irigasi. Sepanjang tahun airnya mengalir dengan debit tetap. Saya tidak yakin berapa besar debitnya. Yang saya tahu, saluran itu bisa dibendung setinggi paling tidak 2 meter. Kalau dipaksakan, bisa didapatkan sebuah permukaan air jatuh dengan ketinggian 3 meter.
Dengan berbekal keyakinan tanpa dasar bahwa debit minimal mencapai paling tidak 0,1 m3 dan diamini teori yang menyatakan bahwa P(kW) = Q(m3) x H (m) x7,83, saya memimpikan bahwa paling tidak bisa didapatkan listrik sebesar 1000 watt (saya harus akui semua ketidakpastian ini masih harus dijerumuskan lebih dalam lagi dengan asumsi bahwa efisiensi pembangkitan adalah 50%).
Untuk membuat turbin jelas bukan urusan mudah. Kl potensinya besar, membuat turbin amatir sendiri dengan efisiensi rendah masih bisa diterima. Tapi krn potensinya hanya segitu, tampaknya strategi terbaik adalah menyerahkan pada ahlinya.
Celakanya, di Indonesia tampaknya semua ahli berkutat dengan urusan paling tidak ratusan kilowatt,"Apa, hanya 1000 watt? Pakai baterai saja. Huh!"
Pilihan yang ada di depan mata, dan satu-satunya adalah turbin submersible (turbin yang ditenggelamkan di air). Harganya lumayan jg. Jd saya masih mencari alternatif.
Kabar baik muncul ketika saya membaca tentang pico turbin di Vietnam. Turbin dengan daya 200-500 watt kabarnya banyak dipakai di sana. Dan isunya, harganya hanya US$20. Wooow!!!
Setelah browsing kiri-kanan, akhirnya saya dapatkan web perusahaan yang kemungkinan menjual turbin yang bersangkutan. Dengan perasaan yang meluap-luap, hati yang berdebar-debar, saya layangkan email ke perusahaan tersebut. Dalam satu hari, email saya sudah dibalas. Tetapi dikatakan, bahwa dia hanya reseller dari perusahaan Kanada, dan dia tembuskan (carbon copy) email saya ke pihak yang berwenang.
Dengan berbekal keyakinan tanpa dasar bahwa debit minimal mencapai paling tidak 0,1 m3 dan diamini teori yang menyatakan bahwa P(kW) = Q(m3) x H (m) x7,83, saya memimpikan bahwa paling tidak bisa didapatkan listrik sebesar 1000 watt (saya harus akui semua ketidakpastian ini masih harus dijerumuskan lebih dalam lagi dengan asumsi bahwa efisiensi pembangkitan adalah 50%).
Untuk membuat turbin jelas bukan urusan mudah. Kl potensinya besar, membuat turbin amatir sendiri dengan efisiensi rendah masih bisa diterima. Tapi krn potensinya hanya segitu, tampaknya strategi terbaik adalah menyerahkan pada ahlinya.
Celakanya, di Indonesia tampaknya semua ahli berkutat dengan urusan paling tidak ratusan kilowatt,"Apa, hanya 1000 watt? Pakai baterai saja. Huh!"
Pilihan yang ada di depan mata, dan satu-satunya adalah turbin submersible (turbin yang ditenggelamkan di air). Harganya lumayan jg. Jd saya masih mencari alternatif.
Kabar baik muncul ketika saya membaca tentang pico turbin di Vietnam. Turbin dengan daya 200-500 watt kabarnya banyak dipakai di sana. Dan isunya, harganya hanya US$20. Wooow!!!
Setelah browsing kiri-kanan, akhirnya saya dapatkan web perusahaan yang kemungkinan menjual turbin yang bersangkutan. Dengan perasaan yang meluap-luap, hati yang berdebar-debar, saya layangkan email ke perusahaan tersebut. Dalam satu hari, email saya sudah dibalas. Tetapi dikatakan, bahwa dia hanya reseller dari perusahaan Kanada, dan dia tembuskan (carbon copy) email saya ke pihak yang berwenang.
3 Comments:
At 6:49 PM , Unknown said...
mohon informasinya klo kita ingin beli pico hydro untuk yg di jakarta
sedangkan klo ga ada .....
trus proses kita untuk beli keluar negeri itu seperti apa
terimkasih atas informasinya
tlong informasinya dikirim ke email saya
tedy105@yahoo.com
terimakasih
fahrul
At 8:00 PM , Anonymous said...
menarik juga pico hydro nya, katanya sudah diproduksi di ITB, kalo boleh tahu kira kira buatan Indonesia per kwh berapa rupiah ? Thanks
Tolong reply nya via email.
stenk98@yahoo.com
At 8:19 PM , Unknown said...
Boleh juga untuk harganya bisa di info kan ke email saya ya. Saya berminat untuk daerah saya yang masih blom mendapatkan listrik. Jotynos@gmail.com
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home