Pengalaman Pertama Menginstall Windows Berlisensi
Akhirnya, saya mendapatkan kesempatan (atau baru menyempatkan diri?) untuk memakai windows berlisensi di salah satu kantor klien saya. Yang saya gunakan kali ini adalah Windows XP Home. Saya tidak memakai Windows XP Professional karena:
1. Saya tidak tahu apa kelebihan dari XP Pro, dan lebih penting dari itu,
2. Harga XP Pro lebih mahal sekitar 2x-nya (lebih mahal sekitar 1 juta)
Terus terang, hati saya dag dig dug ketika pertama kali mencoba. Jangan-jangan Windows yang saya beli sudah bukan asli, tertipu dan mendapatkan lisensi yang sudah terdaftar di Microsoft. Atau jangan-jangan proses registrasinya susah, saya harus mengisi data macam-macam.
Ternyata prosesnya sangat mudah. Masukkan CD, keluar menu, pilih ini-pilih itu, selesai. Sama mudahnya dengan yang bajakan!!!!! :D
Kemudian untuk proses registrasinya. Dengan terhubung ke internet, otomatis proses aktivasi ditangani oleh Windows. Dan registrasi tidak wajib. Wow!!! Mereka betul-betul cuma menjual stiker....
Kemudian Microsoft menawarkan update. Mungkin karena Windows XP Home yang saya pakai belum terupdate, total update yang dapat saya punduh (download maksudnya) adalah sekitar 60 Mega!!! Kalau tidak dipunduh tidak apa-apa, hanya saja diumumkan di situ bahwa komputer kita akan rentan terhadap gangguan-gangguan keamanan termasuk virus, spyware, malware, trojan dst. dst.
Sialnya, saya tidak bisa menemukan file update yang bisa didownload terpisah sehingga setiap komputer yang hendak diupdate, harus mendownload seluruhnya. Nice.
Sebagai penutup, dengan semangat "Let's Go Original!" saya memasang Open Office dan AVG antivirus. Dengan Open Office berarti ada penghematan lagi sekitar USD 250 per komputer kalau tidak salah.
Hmm.. saya harus akui bahwa ide untuk memakai software original cukup baik. Beli yang perlu dibeli, substitusi yang perlu disubstitusi. Tapi mungkin ada masalah sedikit dengan aplikasi mahal tanpa substitusi seperti AutoCAD. Sebaiknya dimintakan diskon untuk negara berkembang.
1. Saya tidak tahu apa kelebihan dari XP Pro, dan lebih penting dari itu,
2. Harga XP Pro lebih mahal sekitar 2x-nya (lebih mahal sekitar 1 juta)
Terus terang, hati saya dag dig dug ketika pertama kali mencoba. Jangan-jangan Windows yang saya beli sudah bukan asli, tertipu dan mendapatkan lisensi yang sudah terdaftar di Microsoft. Atau jangan-jangan proses registrasinya susah, saya harus mengisi data macam-macam.
Ternyata prosesnya sangat mudah. Masukkan CD, keluar menu, pilih ini-pilih itu, selesai. Sama mudahnya dengan yang bajakan!!!!! :D
Kemudian untuk proses registrasinya. Dengan terhubung ke internet, otomatis proses aktivasi ditangani oleh Windows. Dan registrasi tidak wajib. Wow!!! Mereka betul-betul cuma menjual stiker....
Kemudian Microsoft menawarkan update. Mungkin karena Windows XP Home yang saya pakai belum terupdate, total update yang dapat saya punduh (download maksudnya) adalah sekitar 60 Mega!!! Kalau tidak dipunduh tidak apa-apa, hanya saja diumumkan di situ bahwa komputer kita akan rentan terhadap gangguan-gangguan keamanan termasuk virus, spyware, malware, trojan dst. dst.
Sialnya, saya tidak bisa menemukan file update yang bisa didownload terpisah sehingga setiap komputer yang hendak diupdate, harus mendownload seluruhnya. Nice.
Sebagai penutup, dengan semangat "Let's Go Original!" saya memasang Open Office dan AVG antivirus. Dengan Open Office berarti ada penghematan lagi sekitar USD 250 per komputer kalau tidak salah.
Hmm.. saya harus akui bahwa ide untuk memakai software original cukup baik. Beli yang perlu dibeli, substitusi yang perlu disubstitusi. Tapi mungkin ada masalah sedikit dengan aplikasi mahal tanpa substitusi seperti AutoCAD. Sebaiknya dimintakan diskon untuk negara berkembang.
1 Comments:
At 2:19 PM , Anonymous said...
wah ikut terharu juga. pake software yg tidak bajakan berarti juga mengurangi pilihan2 kita dengan berani berkata "tidak" he he, mengurangi pilihan berarti menghemat waktu untuk yg tidak perlu :-)
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home