Peringkat ITB untuk IT dan Engineering
Tahun lalu, di panduan majalah Tempo kalau tidak salah, untuk teknik, ITB diakui masih nomor 1 di Indonesia dengan perbedaan skor cukup jauh terhadap pesaing terdekat (kalau tidak salah ITB di 840 dan yang berikutnya 760, 740, dst.
Hanya saja untuk IT, posisinya kalah dari Bina Nusantara. Ini agak menghentakkan dada juga. Jadi saya baca metodologinya.
Ada dua penilaian: angket dari user dan angket dari awam. Yang dimaksud user adalah pengguna produk yaitu perusahaan perekrut, mahasiswa (yang kuliah) dan sebagainya. Yang kedua adalah yang di luar itu, termasuk kakek-nenek yang tidak pernah sekolah (ini hiperbola).
Hasilnya, dari sisi user, ITB masih nomor 1 dengan nilai yang cukup jauh (dibandingkan dengan perbedaan nilai urutan 2 dan 3). Sedangkan, untuk sisi awam, Bina Nusantara nomor 1. Setelah nilainya digabung dan dirata-rata, ternyata totalnya masih tinggi Bina Nusantara. Jadilah Bina Nusantara nomor 1.
Saya meragukan metodologi ini, berapa pembobotan persepsi user dengan persepsi orang awam? Kesannya disamakan 50:50.
Tapi sudahlah. Ini salah ITB juga. Dari dulu saya selalu protes di blog. ITB itu sok. Nggak merasa perlu marketing. Padahal di mana-mana buku sekarang menunjukkan trend bahwa penting sekali untuk merekrut bahan terbaik (dalam kasus ini mahasiswa). Dan prestise ITB, harusnya sarana terbaik. Kita bisa melihat sekarang kekuatan marketing diimplentasikan di Bina Nusantara. Saya nggak bilang Bina Nusantara jelek. Saya hanya membahas datanya.
Nah, baru saja ada kabar, untuk IT dan engineering di dunia, katanya peringkat ITB sekarang 90 dunia, dibandingkan 114 di tahun sebelumnya (2007). Saya pikir perlu dianalisa apa perubahan yang terjadi antara 2007 dan 2008. Jadi bisa naik lebih tinggi lagi.
Anyway, selamat buat ITB.
Hanya saja untuk IT, posisinya kalah dari Bina Nusantara. Ini agak menghentakkan dada juga. Jadi saya baca metodologinya.
Ada dua penilaian: angket dari user dan angket dari awam. Yang dimaksud user adalah pengguna produk yaitu perusahaan perekrut, mahasiswa (yang kuliah) dan sebagainya. Yang kedua adalah yang di luar itu, termasuk kakek-nenek yang tidak pernah sekolah (ini hiperbola).
Hasilnya, dari sisi user, ITB masih nomor 1 dengan nilai yang cukup jauh (dibandingkan dengan perbedaan nilai urutan 2 dan 3). Sedangkan, untuk sisi awam, Bina Nusantara nomor 1. Setelah nilainya digabung dan dirata-rata, ternyata totalnya masih tinggi Bina Nusantara. Jadilah Bina Nusantara nomor 1.
Saya meragukan metodologi ini, berapa pembobotan persepsi user dengan persepsi orang awam? Kesannya disamakan 50:50.
Tapi sudahlah. Ini salah ITB juga. Dari dulu saya selalu protes di blog. ITB itu sok. Nggak merasa perlu marketing. Padahal di mana-mana buku sekarang menunjukkan trend bahwa penting sekali untuk merekrut bahan terbaik (dalam kasus ini mahasiswa). Dan prestise ITB, harusnya sarana terbaik. Kita bisa melihat sekarang kekuatan marketing diimplentasikan di Bina Nusantara. Saya nggak bilang Bina Nusantara jelek. Saya hanya membahas datanya.
Nah, baru saja ada kabar, untuk IT dan engineering di dunia, katanya peringkat ITB sekarang 90 dunia, dibandingkan 114 di tahun sebelumnya (2007). Saya pikir perlu dianalisa apa perubahan yang terjadi antara 2007 dan 2008. Jadi bisa naik lebih tinggi lagi.
Anyway, selamat buat ITB.
1 Comments:
At 11:22 AM , Unknown said...
hell yeah!!
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home