The Game We're Playing
Orang yang mengenal saya dengan baik pasti tahu saya pencinta game. Lebih tepat lagi mungkin game dengan tema strategi. Dan kalau hobi kita sama, saya boleh usulkan 1 game yang sebetulnya tidak terlalu populer: Europa Universalis 2.
Apa yang membuat game ini menarik buat saya? Dalam game ini kita diminta mengatur negara. Dan masing-masing negara punya indikator ekonomi maupun politik. Anda dapat mengarahkan apakah ekonomi anda cenderung terpusat atau bebas. Dengan konsekuensi masing-masing. Dalam jangka panjang (permainan berlangsung sekitar 200 tahun), negara anda akan menemukan wujudnya.
Yang menarik, pengaturan tentang arah yang akan dituju oleh negara yang kita pimpin merupakan hasil dari keputusan yang kita buat sehari-hari. Misalkan, sebagai Ratu Inggris anda ditanya apakah anda akan membantu Prusia dalam perang melawan Rusia. Jika ya, maka negara kita akan menjadi semakin intevensionis. Atau ketika orang-orang Protestan lari ke Inggris (setelah dikejar-kejar di Eropa daratan), apakah anda mau member perlingungan atau tidak.
Bagi saya, konsep yang diajukan oleh game ini mencerimkan kondisi nyata. Negara yang sedang kita tinggali saat ini, Indonesia, berubah wujud dari waktu ke waktu berdasarkan bagai mana rakyatnya bertindak terhadap kejadian sehari-hari. Contoh?
Ujian Nasional. Selama belasan tahun saya sekolah saya tahu bahwa saya pasti lulus. Karena memang segampang itulah lulus sekolah di Indonesia. Seorang teman saya di SMP bahkan tidak membuka soal ketika mengerjakan ujian akhir (EBTANAS). Dia melihat ke langit, mengangkat tangan ke atas, dan menjatuhkannya ke lembar jawaban pilihan ganda. Jika tangannya jatuh di A, itulah yang dia pilih. Dan dia lulus.
Tahun-tahun terakhir ini, negara mengadakan ujian nasional yang menentukan kelulusan. Untuk pertama kalinya saya melihat siswa SMA belajar mati-matian, terbawa mimpi takut tidak lulus. Banyak yang stress dan gantung diri. Apakah ini baik? Apakah ini buruk? Saya tahu dalam hati anda punya jawabannya.
Pengadilan memutuskan bahwa Pemerintah harus membatalkan ujian akhir. Itulah mungkin keputusannya, dan 20 tahun lagi kita akan melihat hasil dari keputusan ini.
Selama 80 tahun, konon, Ahmadiyah sudah ada di Indonesia. Hidup damai di antara kita. Entah mengapa tiba-tiba belakangan ini, mereka dikejar-kejar. Tempat ibadahnya (masjid?) dibakar. Dan sebagian menghalalkan darah mereka.
Bergunakan iman yang dinyatakan di bawah ancaman parang? Apakah kekerasan terhadap Ahmadiyah akan kita toleransi? Apakah kekerasan atas nama agama diperbolehkan? Apakah boleh ada penindasan oleh mayoritas terhadap minoritas? Apa yang kita putuskan hari ini, menjadi preseden untuk masa depan. Kebiasaan umat beragama membawa kekerasan ke jalan, apakah akan dibiarkan atau tidak, akan menentukan wajah Indonesia 20 tahun ke depan.
Sepanjang hari kita melihat infotainment dan sinetron. Selebritis, menjadi panutan kita. Ketika pertandingan olah raga mereka menjadi komentator. Ketika pemilu mereka menjadi vote getter, ketika bulan ramadhan mereka menjadi penceramah. Jalan sukses terpasti adalah menjadi idol, dan kita lupa bahwa secepat mereka datang, secepat itu pula ketenaran instan pergi.
Apakah mimpi menjadi selebriti akan menjadi mimpi Indonesia?
Kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari, sering kali begitu dekat untuk kita ikut menentukan. Kejadian-kejadian tersebut akan mengubah masyarakat kita secara keseluruhan dalam jangka panjang. Jadi marilah kita pikirkan secara masak, dan ambil pilihan yang terbaik.
Hidup kita saat ini, sangat mirip dengan game yang saya ceritakan di awal. Perbedaannya hanya 1: bahwa hasil permainan kita dalam hidup ini akan dirasakan oleh anak cucu kita.
Jadi, bagai mana permainan anda hari ini?
2 Comments:
At 9:37 AM , Anonymous said...
bagusan mana AI-nya dibanding civilization (veri mutakhir)?
At 11:42 AM , Dhita Yudhistira said...
Agak susah dibandingkan karena jenis gamenya beda. Tampaknya agak kalah, tapi ada EU 3 sebetulnya. Harusnya ini yang menandingi civilization terbaru.
Tp saya belum main karena graphic card computer tidak mencukupi. Hiks.
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home