Blog Dhita Yudhistira

Apakah Blog kata resmi dalam Bahasa Indonesia?

Sunday, July 27, 2008

Belum. Saya Belum Bosan Ngeblog.

Belum. Saya belum bosan ngeblog.

Saya kan ngeblog, sesempatnya. Yang baca pun kemungkinan, sesempatnya juga. Ada yang bilang, kalau mau blog kita dibaca ribuan orang setiap hari, maka isilah blog setiap hari. Atau lebih sering lagi.

Tapi saya tidak ngeblog untuk itu. Saya kira sekedar membagi ide, melatih kemampuan tulis menulis, mencoba untuk tetap bisa mengeluarkan kata demi kata secara tertutur. Jadi ngeblog tanpa beban, tanpa target. Seperti majalah Elektron di HME dulu saja, terbit berkala: kala-kala terbit, kala-kala tidak.

Jadi ceritanya, saya kena demam berdarah, bulan Juni kemarin. Selama ini saya underestimate dengan penyakit yang satu ini. Rasanya begitu jauh. Tidak ada orang di dekat rumah saya yang dilaporkan terkena demam berdarah. Di kantor pun sedang tidak musim, walau pernah ada. Jadi waktu saya pusing-pusing, panas, saya tahu saya bukan sakit biasa. Tapi demam berdarah? Di luar opsi.

'Gengsi' dari demam berdarah ini dalam daftar saya juga agak rendah. Kalau typhus masih lebih tinggi gengsinya: penyakit yang bisa jadi disebabkan oleh makan yang tidak teratur dan didukung oleh kelelahan (mungkin juga karena jajan sembarangan). Tapi demam berdarah tidak begitu. Hanya oleh seekor nyamuk. Celakanya lagi, nyamuk ini hanya beroperasi di siang hari. Sehingga kalau sampai kasus ini dibahas di majalah gosip, pastilah diisukan karena saya tidur siang terlalu sering dan terlalu lama. Apakah ini sekedar isu? Saya sendiri belum bisa menjawabanya. "No comment!"

Ini pengalaman saya pertama menginap di rumah sakit. Di umur yang baru saja memasuki usia 30 tahun.

Beberapa kejadian dalam hidup saya terjadi ketika saya ulang tahun, tanggal 18 Juni. Kejadian pertama, saya lahir di dunia. Tentu saja. Setelah itu tidak ada yang signifikan. Baru kira-kira di umur 18, UMPTN jatuh tepat pada tanggal 18 Juni 1996 (hari pertama UMPTN). UMPTN ini cukup berkesan juga, karena pengumumannya dilakukan tanggal 27 Juli 1996. Pada hari itu, kantor PDI-P dibakar oleh massa yang tidak lulus UMPTN.... (Kalau anda perhatikan, pernyataan saya yang terakhir boleh dibilang 100% salah tapi juga hampir 95% benar).

Dan kemudian lewat lagi tahun-tahun tanpa kejadian istimewa. Biasanya, sepanjang kuliah, saya merayakan ulang tahun sambil mengulang kuliah di semester pendek.

Sampai tahun 2003. Percaya atau tidak, saya sidang Sarjana tepat pada tanggal 18 Juni 2003. Hadiahnya ada 2: yang pertama, pada hari spesial itu saya diuji oleh Pak Herman. Bagi yang tidak kenal Pak Herman, silakan bertanya kepada mahasiswa Elektro ITB 80-an sampai 90-an. Cukup saya bilang di sini, bahwa karena Pak Herman mengajar 3 mata kuliah dan saya mengambil masing-masing minimal (minimal, angka resminya saya sembunyikan) 3x, maka saya bertemu Pak Herman selama paling tidak 9x selama kuliah, total 27 SKS. Wow.

Intermezzo sedikit. Mengenang Pak Herman itu membuat saya melihat mahasiswa ITB sebagai 'mereka yang senang mengerjakan sesuatu yang sulit tapi tidak bisa melakukan pekerjaan sederhana'. Seorang teman saya menang (atau masuk final?) desain chip tingkat internasional di Jepang. Tapi tidak ada yang menang lomba kreativitas mahasiswa nasional. Padahal juara 1-nya waktu itu hanya membuat inkubator bayi. Maaf sebelumnya saya mengatakan 'hanya'. Pada kenyataannya Tugas Akhir sudah banyak yang membuat alat itu. Tapi membuat alat-alat praktis sementara rekan-rekan lain merancang chip yang konon bakal dipakai oleh NASA membuat kita minder untuk mengajukan tugas kita ke lomba-lomba yang ada (ya Enyeng, that's entirely your fault!!!!).

Ujian terakhir dengan Pak Herman, saya ingat ada 2 soal perancangan sistem komunikasi (fokus pada Antena). Satu untuk menghubungkan bumi dengan stasiun di Mars. Dan yang satu untuk menghubungkan 2 tempat di bumi dengan jarak beberapa ratus kilometer saja. Dan saya tidak bisa mengerjakan yang ke-2. Bayangkan bagai mana kita bisa berkomunikasi ke Mars tapi tidak bisa menghubungi keluarga di Sumedang sana. Ck.

Nah, pada 18 Juni 2009 ini, memasuki usia 30 tahun yang saya rencanakan untuk introspeksi, saya terkena panas dan demam, yang berlanjut menjadi demam berdarah. Saya opname 1 minggu, istirahat lanjutan 1 minggu. Dan masih merasa tidak 100% fit pada minggu ketiga.

Setelah itu, pekerjaan-pekerjaan banyak yang mulai, dan saya seperti kehabisan waktu. Selain itu sebetulnya banyak yang ingin saya tulis, sehingga saya bingung mana yang mau ditulis terlebih dahulu.

Hari ini ada yang komentar di Blog saya, bahwa saya bosan ngeblog. Terima kasih sekali karena sudah mendorong saya untuk menulis post yang satu ini.

Belum. Saya belum bosan ngeblog.

5 Comments:

  • At 12:00 PM , Anonymous Anonymous said...

    Syukurlah belum bosan ;)
    soale berkali-kali berkunjung tidak ada postingan baru

     
  • At 11:11 AM , Anonymous Anonymous said...

    waduh.. untung sekarang pak Herman cuman ngajar antenna aja..jadi aku cuma ngulang 2 kali (ngambilnya 3 kali :D).... hmm..tapi bagaimanapun emang kuliah pak herman itu yg masih banyak keinget sampe skrng :D

     
  • At 9:08 PM , Anonymous Anonymous said...

    Dit,kamu orang yang sama dengan temenku dulu gak ya? Dia satu sekolah di SMP 2 Cepu,pindahan dari Pangkalan Brandan (kalo gak salah). Rumah om-nya di belakang rumahku. Dita yang aku maksud trus nglanjutin SMA di Bogor,aku di Yogya. Kadang kita kirim2an surat. Waktu lulusan SMP Dita NEM-nya rangking 1. Kamu Dita itu bukan? Kalo iya, kabarmu gimana sekarang? Udah nikah belum, udah punya anak belum, kerja di mana? Kalo bukan Dita yang aku maksud, sory banget ya....

     
  • At 9:07 AM , Blogger Dhita Yudhistira said...

    Lho itu ya aku. Iki sapa ya? Musti Ciciek ya.

    Ciek, Ciek. Mbok yao. Email dong, ntar kita email-emailan...

    Ditunggu ya.

     
  • At 8:08 AM , Blogger Unknown said...

    saya juga belum bosan ngeblog

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home