Internet, Gempa, Spam dan Demokrasi dalam Blog
Kalau kita membaca-baca tentang sejarah internet, menarik untuk mendapatkan bahwa teknologi ini sesungguhnya dikembangkan untuk menghadapi Uni Soviet (US) saat perang dingin Khawatir bom nuklir akan meluluhlantakkan sistem komunikasinya, Amerika Serikat (AS) mengembangkan komunikasi berbasis paket (packet switching) yang dipercaya lebih handal terhadap putusnya rute-rute penghubung komunikasi. Mengutip wikipedia:
an exhaustive study for the U.S. Air Force that recommended packet switching (as opposed to Circuit switching) to make a network highly robust and survivable.
Jadi di kuliah-kuliah, termasuk kuliah yang saya ajarkan, dengan bombastis disebutkan bahwa jaringan internet dibangun untuk bertahan dari serangan nuklir. Dan tanpa terasa, dalam sekitar 5 tahun terakhir ini kita sudah hampir terbiasa untuk menggantungkan semuanya pada internet. Mau belajar? Cari bahan di internet. Butuh software atau update? Ambil saja di internet. Mau kirim bahan atau berita? Tolong diemail ya.
Tiba-tiba, dengan sekali gempa jaringan internet se-Asia putus hubungan dengan AS. Dan celakanya lagi, hampir semua server internet ada di AS. Menarik untuk mencermati, bahwa di situs-situs berita Amerika, masalah putusnya internet ini tidak begitu mendapat publikasi. Mungkin karena memang di sana tidak terasa gangguan akibat putusnya jalur ke Asia.
Jadi beginilah yang ada di pikiran saya. Mungkin internet memang tidak pernah benar-benar tahan serangan nuklir. Atau mungkin kalau ada serangan nuklir hanya AS yang akan bertahan.
Buat saya, cuti internet ini sedikit mengurangi ketergantungan saya kepada internet, walau saya tidak yakin akan bertahan lama. Tetapi selama masa panjang ini, ada jg spam berupa komentar yang berisi url-url situs dewasa (belum saya periksa). Dan walaupun informasi ini mungkin berguna untuk saya (hehehe), saya tidak berencana untuk mengarahkan Blog saya ke sana. Jd untuk mengatasi hal tersebut, dengan terpaksa komentar di Blog saya dimoderasi.
Ada juga komentar lain dari seseorang yang tampaknya mahasiswa saya, mempertanyakan mengapa saya jarang mengajar. Ini agak aneh, mengingat 2 minggu kemarin libur Natal dan Tahun Baru dan tentunya saya memang tidak mengajar pada saat libur...
Mungkin yang dimaksud, sebelumnya saya beberapa kali absen di kelas teori. Ya di akhir tahun memang banyak kesibukan (alasan). Tetapi saya sedang mencari jadwal untuk mengganti semua pertemuan yang saya tinggalkan. Bagai mana pun saya pernah berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak menjadi dosen proyek.
Anyway, timbul dorongan yang kuat untuk mencari siapa mahasiswa yang menulis dengan 'tekanan-tekanan'. Hanya komitmen pada demokrasilah yang membuat saya mengurungkannya dan sekaligus tetap membiarkan komentar itu ada di Blog saya. Hahahahaha.
an exhaustive study for the U.S. Air Force that recommended packet switching (as opposed to Circuit switching) to make a network highly robust and survivable.
Jadi di kuliah-kuliah, termasuk kuliah yang saya ajarkan, dengan bombastis disebutkan bahwa jaringan internet dibangun untuk bertahan dari serangan nuklir. Dan tanpa terasa, dalam sekitar 5 tahun terakhir ini kita sudah hampir terbiasa untuk menggantungkan semuanya pada internet. Mau belajar? Cari bahan di internet. Butuh software atau update? Ambil saja di internet. Mau kirim bahan atau berita? Tolong diemail ya.
Tiba-tiba, dengan sekali gempa jaringan internet se-Asia putus hubungan dengan AS. Dan celakanya lagi, hampir semua server internet ada di AS. Menarik untuk mencermati, bahwa di situs-situs berita Amerika, masalah putusnya internet ini tidak begitu mendapat publikasi. Mungkin karena memang di sana tidak terasa gangguan akibat putusnya jalur ke Asia.
Jadi beginilah yang ada di pikiran saya. Mungkin internet memang tidak pernah benar-benar tahan serangan nuklir. Atau mungkin kalau ada serangan nuklir hanya AS yang akan bertahan.
Buat saya, cuti internet ini sedikit mengurangi ketergantungan saya kepada internet, walau saya tidak yakin akan bertahan lama. Tetapi selama masa panjang ini, ada jg spam berupa komentar yang berisi url-url situs dewasa (belum saya periksa). Dan walaupun informasi ini mungkin berguna untuk saya (hehehe), saya tidak berencana untuk mengarahkan Blog saya ke sana. Jd untuk mengatasi hal tersebut, dengan terpaksa komentar di Blog saya dimoderasi.
Ada juga komentar lain dari seseorang yang tampaknya mahasiswa saya, mempertanyakan mengapa saya jarang mengajar. Ini agak aneh, mengingat 2 minggu kemarin libur Natal dan Tahun Baru dan tentunya saya memang tidak mengajar pada saat libur...
Mungkin yang dimaksud, sebelumnya saya beberapa kali absen di kelas teori. Ya di akhir tahun memang banyak kesibukan (alasan). Tetapi saya sedang mencari jadwal untuk mengganti semua pertemuan yang saya tinggalkan. Bagai mana pun saya pernah berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak menjadi dosen proyek.
Anyway, timbul dorongan yang kuat untuk mencari siapa mahasiswa yang menulis dengan 'tekanan-tekanan'. Hanya komitmen pada demokrasilah yang membuat saya mengurungkannya dan sekaligus tetap membiarkan komentar itu ada di Blog saya. Hahahahaha.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home