Anggota DPR Sita Kamera Video
Suryalive | Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS.
Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) petang. Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.
”Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu!” tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi. ”Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat,” kata Firman.
Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.
Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT ”BL” di kompleks perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky Abibakrim, JS berkantor di PT ”BL”. ”Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas mengistimewakan JS,” papar Okky.
Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.
Prosedur pengamanan
Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku anggota dewan tersebut.
Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan. ”Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan,” kata Tumai dengan wajah memelas.
Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka.
JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas. ”Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi,” kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu.
Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian.kcm
Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) petang. Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.
”Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu!” tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi. ”Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat,” kata Firman.
Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.
Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT ”BL” di kompleks perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky Abibakrim, JS berkantor di PT ”BL”. ”Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas mengistimewakan JS,” papar Okky.
Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.
Prosedur pengamanan
Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku anggota dewan tersebut.
Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan. ”Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan,” kata Tumai dengan wajah memelas.
Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka.
JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas. ”Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi,” kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu.
Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian.kcm
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home