Blog Dhita Yudhistira

Apakah Blog kata resmi dalam Bahasa Indonesia?

Saturday, July 14, 2007

Kuil Sampokong

Tempat berikutnya yang saya kunjungi hari itu adalah kuil Sampokong.

Sedikit sejarah. Sekitar tahun 1400-an(sekitar 1405-143) kerajaan Cina (dinasti Ming) mengirimkan ekspedisi laut ke penjuru dunia. Pada saat itu Cina adalah negara termaju di dunia. Kapal yang dipergunakan oleh ekspedisi ini konon sebegitu besarnya sehingga kemudinya saja mencapai panjang 10 meter. Kapal Portugis yang dipakai ekspedisi ke Amerika (dan bahkan yang mencapai Malaka sekitar tahun 1500) hanyalah sebuah sekoci dibandingkan dengan kapal yang dipakai ekspedisi ini.

Ekspedisi ini dipimpin oleh Cheng Ho (Zheng He) yang terkenal. Saya masih kurang mengerti dengan Dinasti Ming ini. Tetapi tampaknya, ekspedisi yang berangkat berasal dari daerah Yunan yang mayoritasnya (saat itu) Muslim. Dari sanalah dicurigai Islam menyebar di Indonesia. Memang itemukan juga beberapa makam Muslim dengan tarikh yang lebih awal dari itu, seperti di Aceh (sekitar tahun 1000-an Masehi). Hanya saja, hubungan dengan Cina Muslim inilah yang mendorong majunya Islam di Indonesia.

Ekspedisi yang dipimping Cheng Ho mampir ke Indonesia, dan salah satunya berlabuh di Semarang. Di Semarang Cheng Ho mendirikan masjid.

Nah, kemudian setelah ekspedisi terakhir, Cina merubah kebijaksanaannya, dari terbuka menjadi tertutup. Teknologi ditinggalkan (karena takut merubah struktur sosial) dan mereka sibuk mengurus diri sendiri dengan keyakinan merekalah yang terhebat di dunia (pada awalnya sih memang begitu).

Akibat dari kebijaksanaan ini, maka hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Selatan termasuk dengan komunitas-komunitas Muslim terputus. Akibatnya masjid-masjid yang ada (masjid Cina) berubah menjadi Kelenteng, termasuk yang di Semarang ini. Maka kita mengenalnya sekarang sebagai klenteng Sampokong.

Jadi berakhirlah migrasi dari Cina episode pertama. Beberapa puluh/ratus tahun kemudian, mulai lagi terjadi migrasi, namun bukan lagi didominasi komunitas Muslim. Konon pada migrasi ke-2 inilah marga seperti Lim dan Tan mulai hadir di Indonesia. Sayangnya akibat kebijaksanaan Belanda yang diteruskan oleh Orde Baru, integrasi/asimilasi antara migran gelombang ke-2 ini dengan pribumi tidak berjalan mulus.

Nah, baru pada jaman pemerintahan Gus Dur, komunitas Cina Indonesia bisa membuka diri lagi. Bisa memakai nama Cina tanpa harus merubahnya menjadi nama Indonesia. Pada saat itulah, Sampokong dibangun kembali. Jadi yang ada saat ini bukanlah bangunan asli.

Tetap saja, ini bangunan yang hebat menurut saya. Pembangunannya terus berlanjut, saya berharap bisa datang kembali tahun-tahun mendatang. Dan saya berharap bangsa Indonesia suatu saat benar-benar bisa menerima WNI keturunan sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sehingga kita bisa berteriak,"Hei Cina kamu ya" tanpa pretensi apa-apa seperti kalau kita meneriaki teman kita,"Dasar Batak kamu!" atau,"Jawa sih, alon-alon asal klakon".

Semoga saja.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home