Grand Design Malaysia Terhadap Indonesia
Tahun-tahun terakhir ini kita mendengar banyak perlakuan Malaysia yang tidak pantas terhadap Indonesia. Kasus Ambalat misalnya. Tetapi bulan-bulan terakhir seperti ada fenomena baru. Malaysia mengklaim banyak kebudayaan kita: lagu, batik, wayang, reog.
Lucu rasanya mendengar lagu jali-jali versi baru:
Ini dia si Jali-Jali
Lagunya enak, lagunya enak dari Langkawi....
Mereka sudah tidak waras. Lebih tidak waras lagi ketika mereka mengklaim reog. Coba bayangkan seorang pria berbusana Melayu, lalu anda bayangkan kostum reog. Penduduk Mars juga dapat segera menyimpulkan bahwa keduanya adalah kebudayaan yang akarnya berbeda.
Tapi sebetulnya Indonesia tidak perlu marah terhadap Malaysia. Coba anda bayangkan perasaan anda, kalau anda menjadi orang Malaysia. Malaysia mengklaim lebih besar dari Indonesia, tapi sebetulnya GDP Malaysia kalah dari Indonesia. sehingga secara ekonomi peran mereka di dunia kalah dari Indonesia. Indonesia bahkan diprediksi menjadi kekuatan ekonomi dunia. Indonesia bahkan diramalkan menjadi kekuatan ekonomi dunia di tahun 2050.
Malaysia mengklaim lebih maju dari Indonesia, tapi musik yang anda dengar dan TV yang mereka tonton berasal dari Indonesia. Anda ingin nostalgia kembali ke tahun 90-an? Dengarkan saja lagu-lagu Malaysia masa kini.
Malaysia mengklaim berhasil membangun Petronas Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia, tetapi sebetulnya yang membangun kontraktor Korea dengan tenaga kerja lagi-lagi.. dari Indonesia. Coba perhatikan cara mereka berbicara, semakin lama-semakin mirip dengan orang Indonesia.
Jadi sebagai warga Malaysia, tentu wajar kalau mereka kesal dengan Indonesia. Seperti permen karet yang nempel di sepatu atau slilit (sisa makanan) di gigi yang tidak mau pergi.
Jadi bersabarlah terhadap Malaysia. Toh dengan tindakan mereka, kita diingatkan bahwa ternyata kebudayaan kita berharga.
Lebih-lebih lagi Indonesia tidak perlu marah kepada Malaysia. Saya sudah bisa membaca rencana besar mereka (Malaysia).
Pertama mereka akui bahwa budaya Indonesia adalah budaya Malaysia.
Kedua mereka akui bahwa lagu Indonesia adalah lagu Malaysia.
Ujung dari rencana ini nantinya adalah.... mereka akan mengklaim Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan mereka. Dan lengkaplah mereka bergabung dengan Indonesia tanpa harus jatuh gengsi.
Demikian kiranya analisis saya.
Jadi encik, selamat datang di Indonesia.
Lucu rasanya mendengar lagu jali-jali versi baru:
Ini dia si Jali-Jali
Lagunya enak, lagunya enak dari Langkawi....
Mereka sudah tidak waras. Lebih tidak waras lagi ketika mereka mengklaim reog. Coba bayangkan seorang pria berbusana Melayu, lalu anda bayangkan kostum reog. Penduduk Mars juga dapat segera menyimpulkan bahwa keduanya adalah kebudayaan yang akarnya berbeda.
Tapi sebetulnya Indonesia tidak perlu marah terhadap Malaysia. Coba anda bayangkan perasaan anda, kalau anda menjadi orang Malaysia. Malaysia mengklaim lebih besar dari Indonesia, tapi sebetulnya GDP Malaysia kalah dari Indonesia. sehingga secara ekonomi peran mereka di dunia kalah dari Indonesia. Indonesia bahkan diprediksi menjadi kekuatan ekonomi dunia. Indonesia bahkan diramalkan menjadi kekuatan ekonomi dunia di tahun 2050.
Malaysia mengklaim lebih maju dari Indonesia, tapi musik yang anda dengar dan TV yang mereka tonton berasal dari Indonesia. Anda ingin nostalgia kembali ke tahun 90-an? Dengarkan saja lagu-lagu Malaysia masa kini.
Malaysia mengklaim berhasil membangun Petronas Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia, tetapi sebetulnya yang membangun kontraktor Korea dengan tenaga kerja lagi-lagi.. dari Indonesia. Coba perhatikan cara mereka berbicara, semakin lama-semakin mirip dengan orang Indonesia.
Jadi sebagai warga Malaysia, tentu wajar kalau mereka kesal dengan Indonesia. Seperti permen karet yang nempel di sepatu atau slilit (sisa makanan) di gigi yang tidak mau pergi.
Jadi bersabarlah terhadap Malaysia. Toh dengan tindakan mereka, kita diingatkan bahwa ternyata kebudayaan kita berharga.
Lebih-lebih lagi Indonesia tidak perlu marah kepada Malaysia. Saya sudah bisa membaca rencana besar mereka (Malaysia).
Pertama mereka akui bahwa budaya Indonesia adalah budaya Malaysia.
Kedua mereka akui bahwa lagu Indonesia adalah lagu Malaysia.
Ujung dari rencana ini nantinya adalah.... mereka akan mengklaim Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan mereka. Dan lengkaplah mereka bergabung dengan Indonesia tanpa harus jatuh gengsi.
Demikian kiranya analisis saya.
Jadi encik, selamat datang di Indonesia.