Blog Dhita Yudhistira

Apakah Blog kata resmi dalam Bahasa Indonesia?

Tuesday, April 29, 2008

Blogspot Susah Dibuka?

Beberapa minggu ini koq saya merasa susah membuka blogspot ya. Jadi untuk posting jg susah. Apakah ada yang juga merasa demikian?

Monday, April 21, 2008

Syukurlah, kata Pak Menteri,"Bukan Hanya Transparan, tapi Bugil"

Menteri Kehutanan MS Kaban menegaskan kasus Al Amin tidak akan menghentikan proses alih fungsi hutan lindung di Kabupaten Bintan. Kaban menjelaskan alih fungsi hutan sudah sesuai aturan.

"Ya nggak lah, tidak ada cacat di situ," kata Kaban di Kantor Depkeu, Jl Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (21/4/2008).

Menurut Kaban, dia tidak ingin kasus Al Amin menghambat alih fungsi hutan. Proses itu dijamin dia berlangsung transparan.

"Proses pengalihfungsi hutan di Bintan bukan hanya transparan tapi bugil. Kan wartawan melihat semua prosesnya di DPR seperti apa. Jadi tidak ada yang ditutupi," tukasnya.

Menurut Kaban, hutan lindung di Bintan dibutuhkan untuk pembangunan Kota Bintan. Permohonan alih fungsi menjadi hutan produksi dilengkapi berbagai studi itu sudah disetujui Komisi V DPR.

"Dari segi proses amanat UU dan PP masalah pengalihfungsian kawasan hutan di Bintan sudah tidak ada masalah lagi. Persetujuannya sudah ada di DPR, tinggal kita teruskan dengan proses pengalihfungsian itu," pungkas Kaban.

Anggota DPR Sita Kamera Video

Suryalive | Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena merampas kamera video atau handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS.
Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat, Jumat (18/4) petang. Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.

”Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu!” tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi. ”Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat,” kata Firman.

Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.

Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT ”BL” di kompleks perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky Abibakrim, JS berkantor di PT ”BL”. ”Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks. Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas mengistimewakan JS,” papar Okky.

Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.

Prosedur pengamanan
Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku anggota dewan tersebut.

Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan. ”Saya dihalangi dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan,” kata Tumai dengan wajah memelas.

Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka.

JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas. ”Mobilnya terlihat baret-baret karena dipaksa menyeruduk palang besi,” kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu.

Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian.kcm

Wednesday, April 16, 2008

Oleh-oleh Cerita dari Indonesia

Buat rekan-rekan yang sedang ada di luar negeri, atau rekan-rekan yang ada di dalam negeri tapi tidak sempat memperhatikan, saya ingin menceritakan beberapa hal yang saya dengar dan alami.

Beberapa waktu lalu saya menceritakan tentang Kapolda Jabar yang meminta semua anak buahnya menghentikan 'setoran' ke atas. Saya tidak bisa mencari tahu sampai di mana kebenaran pelaksanaannya.

Yang jelas ada beberapa kasus. Ibu saya mengurus STNK beberapa waktu yang lalu. Dari waktu ke waktu ibu saya selalu datang ke Samsat dan menghubungi 'kenalan'-nya di sana. Tapi kali ini, begitu masuk ibu saya langsung disambut provost yang mempersilakan ibu saya menuju ke loket. Hanya dalam 15 menit, urusan perpanjang STNK selesai. Tarif resmi. Luar biasa, pertama kali dalam 15 tahun terakhir, seingat saya (sebelum 15 tahun terakhir saya tidak memperhatikan).

Kemudian pegawai saya dan beberapa rekan lainnya melaporkan, bahwa ketika membuat SIM, saat ini tidak ada calo. Semua pemohon antri di loket. Bahkan pegawai saya mengatakan, dia melihat anggota polisi yang juga mengantri. Cukup banyak pemohon SIM motor yang tidak diluluskan, karena memang tidak bisa memenuhi syarat ujian. Biaya perpanjangan SIM, hanya 100 ribu. Bandingkan dengan tahun lalu yang masih 250-300 ribu rupiah. Saya tidak tahu apakah biaya resmi masih 52 ribu rupiah.

Teman dari ibu saya, suaminya bekerja di perusahaan penebangan milik keluarga kuat di Indonesia, di Irian. Menurut kesaksiannya, pekerjaan sedang sepi karena polisi sedang ketat sekali memberantas illegal logging.

Di milis-milis, bertebaran email yang memperingatkan untuk tidak menyogok polisi, karena kita bisa dituntut (konon polisi mendapat 10 juta jika bisa membuktikan kita menyogok). Saya tidak bisa mengkonfirmasi berita ini (saya belum pernah ditilang akhir-akhir ini, dan tentunya saya tidak berani menyogok setelah membaca email ini). Namun saya perhatikan, razia di jalan sedang jarang. Katanya, polisi malas razia karena kalau ada yang ditilang juga mereka tidak bisa mendapatkan bagian. Ini salah juga sih, susah kita kalau polisi nggak mau menilang pelanggar lalu lintas. Terpikir oleh saya bahwa seharusnya petugas secara resmi mendapat bagian dari denda setiap kali menilang.

Apa yang saya utarakan di atas, mungkin terdengar sederhana. Tapi kalau dipikir lebih jauh lagi, tidak pernah terjadi sejak saya berurusan polisi belasan tahun yang lalu (ketika pertama kali membuat SIM).

Ini memberikan harapan, bahwa negara ini sebetulnya bisa tertib. Dan ketertiban itu akan datang lebih cepat ketika datang dari atas: menegakkan benang basah harus dari atas.

Bravo Pak Polisi! Memang masih banyak yang harus dibenahi, tapi ini langkah awal yang baik.

Thursday, April 10, 2008

Pindah Alamat Email

Kepada semua rekan-rekan yang hendak mengemail saya. Mohon pindahkan alamat tujuan anda ke email saya di gmail:

d.yudhistira@gmail.com

Sebetulnya sudah lama saya ingin pindah ke gmail. Ada beberapa alasan:
1. Yahoo tidak memberikan fasilitas untuk menghapus isi satu folder. Harus dihapus satu-satu (atau ada caranya tapi saya gaptek)
2. Yahoo tidak bisa di-pop. Hari gini nggak bisa dipop...
3. Kalau anda perhatikan, tanda quota di Yahoo tidak ada lagi. Nah, baru akhir-akhir ini saya sadari bahwa email saya yang lama-lama pada hilang. Tampaknya quota saya sudah penuh dan Yahoo menghapus email-email lama saya. Ini yang bikin keqi berat
4. Saya sudah menginstall Thunderbird dan siap memakai pop mail

Email saya di yahoo tentunya masih saya buka. Tapi mohon ramaikan juga gmail saya.

Terima kasih.

Hallo Semua!

Hari-hari terakhir ini saya tidak membaca koran. Ragu-ragu juga untuk bilang tidak sempat, saya tidak sesibuk itu. Juga, bukan karena sibuk pula saya belum menonton film Ayat-Ayat Cinta. Saya mungkin tidak tahan saja menonton film nasional yang tidak komedi. Konon, Ayat-Ayat cinta ini adalah salah satu film paling sedih yang pernah dibuat di Indonesia. Presiden SBY yang selama ini berusaha tegar ketika melihat korban banjir, korban lumpur Lapindo, warga yang makan nasi aking sambil antri minyak tanah, sampai balita penderita gizi buruk pun tak urung menitikkan air mata ketika menonton Ayat-Ayat Cinta.

Jadi saya belum nonton, takut sedih.

Presiden SBY kemarin marah-marah. Waktu dia sedang ceramah, ada peserta yang tertidur. Jadi SBY minta orang itu disuruh keluar, dan tidak diluluskan (sedang dalam satu pendidikan). Menurut SBY,"Pejabat seperti itu tidak mendengarkan rakyat, tidak usah diluluskan". Betul juga. Tapi saya takut para pejabat ke bawah kemudian ikut-ikutan. Ketika memberikan pidato marah ketika ada yang tidur. Bayangkan kalau misalkan bupati memberi pidato di SD dan ada yang tertidur,"Tolong jangan diluluskan, nanti dia jadi pemimpin yang tidak benar.", kira-kira begitulah bakal perkataan si Bupati. Padahal seperti kita ketahui bersama, pidato pejabat jarang yang penting. Kalau penting tentu sesuai hukum pasar, media akan berlomba-lomba meliput. Masih jadi pertanyaan buat saya, kalau sampai ada pendengar yang tertidur, yang salah yang mendengarkan atau yang bicara?

Saya tahu karena dua hari ini saya mulai membaca koran lagi. Beritanya sebetulnya tidak banyak berubah dari dulu. Terutama untuk kasus Indonesia. Guru bantu masih dibayar Rp 100-300 ribu. Lebih murah dari pembantu, belum lagi pembantu dapat tempat menginap dan makan. Jalan masih rusak. Katanya karena hujan. Tapi saya perhatikan ada juga jalan yang tidak rusak, mungkin akumulasi perawatan yang sembrono ditambah hujan lebih pas.

Yang menarik, adalah berita tentang pengalihan rumah oleh salah satu menteri kabinet Gotong Royong. Ceritanya, sekitar tahun 2004 seorang menteri tersebut mendapatkan rumah dinas. Karena rumah dinas itu termasuk rumah negara golongan I, maka dikeluarkanlah SK menteri (menteri yang bersangkutan tentunya) untuk mengubahnya menjadi golongan 2. Tidak lama kemudian, sekitar sebulan, keluar lagi SK menteri lain (dari menteri itu juga) yang menurunkan golongan rumah itu dari 2 ke 3, sehingga sah, legal untuk dijual. Kemudian diadakanlah transaksi antara negara, yang diwakili oleh departemen yang dipimpinnya, dengan sang menteri.

Sayang tidak disebutkan berapa nilai transaksinya. Buat saya hanya satu kata yang terlintas di kepala: Jahanam.

Mudah-mudahan rumah tersebut bisa diambil kembali, dan saya mendukung keinginan KPK untuk menelusuri semua aset negara untuk mencari kasus-kasus semacam ini.

Berita kedua yang menarik adalah tentang penangkapan Sekda Bintan dan anggota DPR karena kasus suap. Inti cerita, Bintan ingin membuat sebuah kompleks bisnis modern, dan melirik hutan lindung yang ada untuk dijadikan lokasi. Kenapa harus di hutan lindung? Tentu saja karena murah. Apalagi kalau sambil ditebang kayunya bisa dijual diam-diam. Sebuah LSM memperkirakan kerugian akibat pembabatan hutang lindung itu mencapai angka 5,6 Trilyun. Ini angka dari mana saya tidak tahu.

Menteri Kehutanan MS Kaban pada prinsipnya menyetujui, namun menunggu rekomendasi dari DPR. Saya sebetulnya agak heran, saya perhatikan Menteri Kehutanan hampir tidak pernah keberatan kalau ada hutan yang mau dialihkan. Mungkin memang tugas Departemen Kehutanan adalah mengubah hutan menjadi non hutan, bukan mempertahankan hutan seperti yang saya pikir selama ini.

Seperti Menkominfo misalnya. Ini juga menteri paling nggak jelas kerjaannya. Cuma buat menutup peredaran 'Fitna' di Indonesia, seluruh rapidshare dan youtube ditutup. Besok-besok kalau Pak Menteri buka usaha Pest Control jangan mau memakai jasa beliau. Untuk memberantas tikus di rumah anda, pasti rumahnya ikut dibakar. Nggak usah banyak ulah deh Pak Menteri. Urus saja 1-2 yang bisa diukur jelas, misalkan itu KTP nasional (lengkap dengan Single Identification Number) kapan mau online? Itu aja diurus.

Duh ngelantur. Menyebalkan sih, account rapidshare saya belum expired soalnya...

Kembali ke masalah rekomendasi hutan tadi, diduga terjadi penyuapan antara pemerintah kota Bintan (dalam hal ini diwakili oleh Sekda) dan DPR. Uang yang tertangkap basah ada beberapa juta, tapi katanya merupakan bagian dari komitmen yang besarnya milyaran rupiah.

Yang sering membuat saya dongkol sebetulnya, pejabat negara ini sering menjual negara dengan nilai yang kelewat murah. Maksud saya, kl kerugian negara trilyunan, ya wajarnya suapnya itu ratusan milyar. Kalau cuma milyaran sih.... Katanya pemerintahan ini dikuasai pedagang. Tapi saya lihat mentalnya masih mental pedagang barang bekas kalau begitu: jual murah.

Ngomong-ngomong soal pedagang, kemarin saya dengar di radio tentang serah terima sertifikat rumah kepada warga Sidoarjo yang terkena gusuran lumpur. Si Bapak, seharusnya menerima sekitar 56 juta sebagai uang muka 20% ganti rugi tananhya, tetapi mendapat transferan senilai 475 juta (semua dalam rupiah). Akhirnya si Bapak mengembalikan kelebihan senilai 400 juta rupiah.

Untuk menghargai kejujuran si Bapak, maka Lapindo memberikan hadiah rumah. "Karena di jaman sekarang sulit untuk mencari orang jujur.", kata perwakilan Lapindo. Buat saya masalahnya, rumah yang diberikan adalah rumah tipe 45/90, yang walau mungkin di Cibubur harganya bisa sampai 1 Milyar, saya yakin di Sidoarjo tidak sampai segitu. 100-an juta paling. Tampaknya yang ingin dikatakan oleh perwakilan Lapindo sesungguhnya adalah,"Karena di jaman sekarang sulit untuk mencari orang jujur, di kantor saya aja nggak ada..."

Ok, ok, kembali ke anggota DPR itu. Di detik diberitakan bahwa ikut tertangkap juga seorang wanita muda cantik jelita. Diduga bahwa wanita ini adalah 'bonus' buat anggota DPR itu. Dalam ilmu pemasaran, ini termasuk dalam 'Direct Incentive'. Biasanya dibagikan dalam bentuk merchandise yang diletakkan dalam kemasan. Contoh, stiker yang ada di kemasan Chiki. Memang aplikasi ilmu pemasaran sangat beraneka ragam tergantun pada kreativitas pemasarnya.

Pagi tadi, saya baca bahwa istri si anggota DPR menengok. Ternyata si anggota DPR adalah suami dari Kristina. Kalau tidak salah Kristina ini penyanyi dangdut terkenal. Menarik juga (Kristina masih menarik maksudnya).

Berita yang saya kira langsung menyangkut pada saya adalah pernyataan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta bahwa di tengah keterlambatan pembangunan monorail, subway, dan busway, ada juga yang diperkirakan datang lebih cepat: kemacetan total di Jakarta akibat terlalu banyak mobil. Dari perkiraan tahun 2014, menjadi tahun 2011.

Kita ini semua seolah-olah sedang duduk di atas bom yang berdetak dengan waktu yang jelas tapi tidak melakukan apa-apa. Subsidi BBM tahun ini mencapai sekitar 140 Trilyun. Pemerintah DKI mau membuat tol dalam kota tambahan dengan dana 40 Trilyun. Penjualan motor tiap tahun kira-kira (dengan 4 juta motor per tahun dan 10 juta rupiah per motor) 40 Trilyun. Penjualan mobil kira-kira 40 Trilyun (dengan 400 ribu mobil per tahun dan kira-kira 100 juta rupiah per mobil). Dana untuk monorel cuma 6 Trilyun dan tidak kunjung ada....

Negara yang aneh. Coba kita tunggu dan lihat 3 tahun lagi, benarkah apa yang dikatakan Wadishub DKI itu.

Tapi SBY kemarin mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk optimis. Bangsa ini harus bisa mengatasi permasalahannya. Saya setuju. Bangsa ini punya potensi besar dan semangat untuk bertahan. Kita akan berhasil. Kalau dipikir-pikir, hanya sedikit koq faktor yang bisa dijadikan dasar untuk pesimis. SBY itu salah satunya. :)