UI Universitas Terbaik di Indonesia
Hasilnya sebagai berikut: 1. UI, 2. ITB, 3. UGM 4. IPB. Saya agak sungkan menulis tentang ini sebetulnya. Tetapi ternyata Trisakti dan UI tidak. Trisakti memuat iklan yang besar di koran tentang keberhasilannya masuk 10 besar. UI menuliskannya di webnya.
Pertama harus saya katakan bahwa saya ini ITB-sentris. Buat saya ITB nomor 1. Tapi boleh dibilang ini memang masalah emosional belaka. Saya loyalis. Jadi buat saya, misalkan, SMAN 1 Bogor (almamater saya) adalah SMA nomor 1 di Indonesia. Walau jelas-jelas rata-rata NEM kelulusannya dulu kalah jauh dari SMA 3 Bandung, misalkan.
Yang agak aneh, saya lebih grogi saingan dengan alumni ITB dari pada alumni luar negeri, dari beberapa yang ngetop sekali pun (memang saya beum pernah ada kesempatan bersaing di bidang apa pun dengan alumni MIT, Caltech, Harvard). Jadi buat alumni non-ITB yang baca blog saya, anggap saja saya memang ultra-chauvinis.
Nah, beberapa waktu lalu juga, November 2006, The Times menempatkan Universitas Indonesia di urutan 250, ITB (258), UGM (270), dan Universitas Diponegoro (495). Jadi ITB memang nomor 2.
Bagai mana saya menanggapi itu?
Pertama, saya beranggapan bahwa orang ITB itu terlalu sedikit. Setiap tahun hanya terima sekitar 2000 mahasiswa S1 tanpa ada D3 atau ekstension. Bandingkan dengan UI yang terima ribuan S1 plus ribuan D3 dan seterusnya. Jadi ketemu bintang film, kuliah di UI. Ketemu penyanyi, kuliah di UI. Dan seterusnya. Terus misalkan untuk elektro. Jumlahnya cuma 160 orang. Di luar 10 perusahaan besar, sudah tinggal sedikit yang tersisa. Jadi agak susah.
Kedua, ITB itu cuma teknik saja. Jadi segitu sudah hebat. Kalau di luar negeri (artinya termasuk Times), pamor ditentukan oleh jurnal internasional. Nah UI dan UGM banyak terbantu jurnal sosial dan ekonomi. Setahu saya untuk sosial malah peringkat UGM tinggi sekali. Kalau UI terutama untuk kedokteran. Di Indonesia kedokteran adalah jurusan yang cukup baik karena dana penelitian dan praktek sebagian ditunjang depkes (lewat Rumah Sakit) dan karena ilmu ini sifatnya regional (nggak mungkin dong riset malaria tropis di Amerika). Jadi yahh.... nomor 2 itu sudah luar biasa buat saya.
Ketiga, ITB itu memang guoblog sekali marketingnya. Hampir tiap tahun masuk final lomba desain IC internasional di Jepang, bahkan menang juara 1, tapi gaungnya lemah. Itu cuma satu contoh aja. Coba bandingkan dengan tim Ekonomi UI masuk final internasional kontes L'oreal. Masuk koran fotonya sedang dikalungi bunga di Soekarno-Hatta. Waktu tim ITB yang ikut ke Final internasional (tim MM), beritanya segitu-segitu aja.
Ya begitulah. Tapi saya punya perkiraan kalau begini terus, ITB akan redup. Permasalahannya bukan di ITB sendiri. Ekonomi Indonesia (yang dimotori tim-nya oleh tim Ekonomi universitas XX) berkembang menuju deindustrialisasi. Artinya, insinyur semakin tidak dibutuhkan. Jadi buat apa belajar teknik susah-susah. Toh perusahaannya perusahaan dagang semua. Cepat atau lambat minat masuk ITB akan semakin turun seiring turunnya dana R&D. Untuk ini saya sama sekali tidak mencemaskan ITB. Saya mencemaskan negara ini.
Anyway, sebagai penutup saya kutip paragraf dari web UI.
Dari 10 Top Perguruan Tinggi yang lulusannya dianggap favorit di pasar kerja, Universitas Indonesia menduduki peringkat yang pertama. Lima dari 12 fakultas di UI yang selalu dibanjiri pendaftar (diurut berdasarkan ranking) adalah: Fakultas Ekonomi, Kedokteran, Hukum, Ilmu Budaya serta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil survey Pusat Data dan Analisa TEMPO tahun 2006 telah membuktikan bahwa kualitas Program Studi Ilmu Akuntansi dan Manajemen FEUI menempati peringkat teratas dibanding semua perguruan tinggi di negeri ini. Kualitas lulusan FEUI memang telah lama dikenal andal, bahkan pemikiran ekonomi negeri ini banyak dipengaruhi lulusannya.
Jadi ke mana kalau mau kuliah teknik nomor 1? Sudah tahu dong ... Hehehehe
Demi Tuhan, Bangsa dan Almamater!